Pendidikan diibaratkan sebuah mesin untuk mengerakan sebuah mimpi-mimpi semua orang, yang pada akhirnya mengharapkan taraf hidup yang lebih baik, dengan melanjutkan pendidikan kejenjang yang lebih tinggi sejatinya akan mendapatkan sebuah inspirasi wawasan yang lebih membangun motifasi hidup yang lebih baik. Karena pendidikan sepertihalnya makanan yang setiap hari kita makan, tapi ketika makanan yang kita makan tidak memberikan kesehatan, keselamatan dan kesejahteraan bagi kita, maka kita harus memilah apa yang harus kita makan. Sama halnya dengan belajar yang ruang lingkupnya kepada pendidikan maka kita sewajarnya selektif memanajemen waktu untuk kita konsumsi sebagai bentuk makanan ilmu bagi jiwa kita.
Terlepas dari semua pendidikan yang ada di bangsa ini, pendidikan sebagai tameng untuk melindungi diri dari kebutuhan pekerjaan yang ditawarkan oleh para pengusaha. Yang pada akhirnya kita digiring sebagai pekerja bukan sebagai pemilik pekerjaan, ini terlihat dari pola pikir anak-anak muda dan para orang tua yang mana orang tua akan banggga kalau anaknya bekerja diperusahaan hebat, sehingga pendidikan yang ada pada bangsa ini akan berputar pada pola-pola seperti itu, haya bekerja dan bekerja pada orang lain tanpa ia belajar dan berlatih untuk menggali potensi dirinya yang ada untuk membangun sebuah lapangan pekerjaan yang di cita-citakan oleh bangsa yang maju.
Solusi kita sebagai manusia yang diciptakan sebagai makhluk yang berpikir maka sejatinya kita harus memulai dari diri kita yang apa adanya, untuk membangun dari bawah terus maju kedepan dan bersaing dengan bangsa-bangsa lain, kita sering sekali terbawa arus prodak bangsa lain bukan bangga dengan prodak sendiri yang pada akhirnya kita dininabobokan oleh prodak-prodak bangsa lain. Dengan kata lain bangsa ini sebangai bangsa yang konsumtif....mau sampai kapan kita sebagai bangsa konsumtif majulah bangsa ini dengan belajar dan berlatih .
0 komentar:
Post a Comment